Tahun 2007, menjadi tahun untuk kita berbuat lebih baik. Lebih baik untuk diri sendiri, untuk keluarga dan untuk lingkungan masyarakat sekitar. Adalah menjadi tanggung jawab bersama saat kita berada dilingkungan yang bisa memberikan bantu lebih dibandingkan dengan saat sendirian.
Wilayah Kampus STT Telkom merupakan pertemuan wilayah pedalaman perkampungan dan sisi pinggiran perkotaan . Daerah kampus yang berada di kecamatan dayeuh kolot dengan sejarah pahlawan patriotik terkenal, Muhammad Toha. Suasana lingkungan kampus yang asri dengan tumbuhan hijau yang merindang, memeluk kampus telekomunikasi dengan eratnya. Hawa pagi kampus ini benar-benar merusuk ke dalam tubuh jika dihirup dalam-dalam. Kesegaran terasa pagi hari, sesaat setelah berolahraga, kucuran keringat yang menetes membasahai tubuh dan baju cepat sekali menguap diterpa angin pagi yang menyejukkan. Kadang, disuatu waktu, kabut putih pun menyelimuti kampus. Biasanya waktu musim penghujan.
Mahasiswa kampus STT Telkom terlalu biasa menyaksikan gunung-gunung terhampar. Seakan-akan melingkari kampus. Bak lembah yang merendah diantara bukit-bukit yang tinggi menjulang dan luas melebar. Dengan kenyamanan lingkungan yang lebih dari cukup, sudah seharusnya menjadi pemicu bagi para civitasnya untuk memanfaatkan sumber daya alam ini. Implikasi dari kemaksimalan pemanfaatan akan terlihat jelas. Tidak berpikir terlalu melebar, namun berfokus pada satu kalimat tunggal, sehat. Ya, kondisi lingkungan yang sedemikian baiknya seharusnya menjadikan index rata-rata orang sakit diwilayah ini turun.
Realita saat ini yang memasuki pangsa pasar global, dengan kebutuhan kualitatif lebih layak diperhitungkan dibandingkan kuantitatif pada kasus-kasus tertentu, maka perlu sebuah bingkai yang menjadikan kampus ini lebih dapat memanfaatkan kondisi yang ada.
Bulan maret, seiring dengan maraknya kegiatan kampus, Badan Eksekutif Mahasiswa melihat peluang untuk dapat mencetuskan ide ini ke khalayak kampus. Menjadikan kampus ini mempunyai arahan strategis adalah tanggung jawab bersama sesuai dengan peran posisinya masing-masing. Menjadikan kampus ini memiliki idealisme sehat juga kesempurnaan yang tak ternilai harganya. Kesehatan adalah investasi terbesar. Investasi masa depan dan jangka panjang. Tanpa kesehatan, semua tujuan hidup tidak akan tercapai dengan baik. Sehat memang bukan segala-segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya bukan apa-apa.
Sedikit mengintip pada program SBY yang mencanangkan Indonesia sehat 2010, agaknya kampus ini dapat mengarah pada tujuan tersebut. STT Telkom sehat 20xx. Hal ini bukanlah isapan jempol tanpa ada latar belakang yang jelas. Keprihatinan pihak institusi terhadap keluhan perusahaan yang ''curhat'' atas alumnus STT Telkom menjadi bahan pemikiran mendalam. Untuk skill dan kompetensi, alumnus STT Telkom sudah tidak diragukan lagi kehebatannya. Namun sangat disayangkan, kondisi kesehatan yang bisa jadi sehat tetapi tidak bugar adalah sorotan utamanya. Memang saat ini tidak bisa saling menyalahkan, mahasiswa kah, atau institusi kah yang salah?
Meluangkan waktu sejenak untuk berpikir tentang kesehatan tampaknya saat ini sulit dilakukan, terutama bagi yang memiliki ritme kesibukan tinggi. Padahal berpikir tentang kesehatan seperti berpikir positif adalah sangat bermanfaat.
Oleh karenanya, diperlukan sebuah paradigma berpikir baru tentang kesehatan. Diperlukan sebuah sistem rapi dan apik yang menjaga kekonsistenan dan komitmen untuk sehat. Dan, akhirnya kesehatan bukanlah impian yang timbul saat sakit, tetapi cita-cita yang selalu dipupuk agar selalu subur saat sehat.
Dan nikmat Tuhan mu manakah yang kamu dustakan?
1 comments:
Ayo jaga kesehatan pak...
Post a Comment