Puasa Sebentar Lagi

Fiqih Ringkas Tentang Puasa

Oleh: Mochamad Bugi
E-Mail This Post/Page Print This Post/Page

Shaum atau puasa secara bahasa bermakna al-imsak atau menahan diri dari sesuatu seperti menahan diri dari makan atau berbicara. Makna shaum seperti ini dipakai dalam ayat ke-26 surat Maryam. “Maka makan dan minumlah kamu, wahai Maryam, dan tenangkanlah hatimu; dan jika kamu bertemu seseorang, maka katakanlah saya sedang berpuasa dan tidak mau berbicara dengan siapapun.”

Sedangkan secara istilah, shaum adalah menahan dari dari dua jalan syahwat, mulut dan kemaluan, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan pahala puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.

Keutamaan Bulan Ramadhan

Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah saw. bersabda, “Penghulunya bulan adalah bulan Ramadhan dan penghulunya hari adalah hari Jum’at.” (Thabrani)

Rasulullah saw. bersabda, ” Kalau saja manusia tahu apa yang terdapat pada bulan Ramadhan, pastilah mereka berharap Ramadhan itu selama satu tahun.” (Thabrani, Ibnu Khuzaimah, dan Baihaqi)

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Apabila datang bulan puasa, dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka.” (Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga bersabda, “Apabila datang malam pertama bulan Ramadhan, para setan dan jin kafir akan dibelenggu. Semua pintu neraka ditutup sehingga tidak ada satu pintu pun yang terbuka; dan dibuka pintu-pintu surga sehingga tidak ada satu pun yang tertutup. Lalu terdengara suara seruan, “Wahai pencari kebaikan, datanglah! Wahai pencari kejahatan, kurangkanlah. Pada malam itu ada orang-orang yang dibebaskan dari neraka. Dan yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Keutamaan Puasa Ramadhan

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan penuh harap, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang shalat malam pada bulan puasa, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Bukhari dan Muslim)

Waktu Berpuasa

Ibadah puasa dimulai sejak masuknya fajar shadiq (waktu shalat Subuh) hingga terbenamnya matahari (masuk waktu shalat Maghrib). Allah menerangkan di dalam al-Qur’an dengan istilah benang putih dari benang hitam.

Doa Berbuka Puasa

Jika berbuka puasa, Rasullullah saw. membaca, “Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu.” Artinya, ya Allah, untukmu aku berpuasa dan dengan rezeki yang engkau berikan kami berbuka. Dan Rasulullah saw. berbuka puasa dengan kurma. Jika tidak ada, cukup dengan air putih.

Sunnah-sunnah Dalam Berpuasa

Sebelum berpuasa, disunnahkan mandi besar dari junub, haidh, dan nifas. Bagi orang yang berpuasa, disunnahkan melambatkan makan sahur dan menyegerakan berbuka. Berdo’a sebelum berbuka.

Agar amalan puasa tidak rusak dan pahalanya tidak gugur, orang yang berpuasa disunnahkan menjaga anggota badan dari maksiat, meninggalkan obrolan yang tidak berguna, meninggalkan perkara syubhat dan membangkitkan syahwat.

Disunnahkan memperbanyak tilawah Al-Qur’an, memberi makan orang puasa untuk berbuka, dan memperbanyak sedekah. Di sepuluh hari terakhir, sangat dianjurkan beri’tikaf.

Yang Dibolehkan Tidak Berpuasa

1. Orang yang safar (dalam perjalanan). Tapi, ada ulama yang memberi syarat. Seseorang boleh tidak berpuasa di bulan Ramadhan dan menggantinya di bulan lain, jika safarnya menempuh lebih dari 89 km dan safarnya bukan untuk maksiat serta perjalanannya dimulai sebelum fajar. Namun Imam Hanbali membolehkan berbuka, walaupun safarnya dimulai pada siang hari. Alasan dibolehkannya berbuka adalah karena safar mengandung masyaqqah (kesusahan). Jika seseorang yang safar mengambil rukshah ini, ia wajib mengganti puasanya itu di hari lain sejumlah hari ia tidak berpuasa.

2. Orang yang sedang sakit. Sakit yang masuk dalam kategori ini adalah sakit yang dapat menghambat kelangsungan ibadah puasa dan berdampak pada keselamatan fisik jika dia tetap berpuasa. Untuk memutuskan dan menilainya, diperlukan pendapat dokter. Jika seseorang tidak berpuasa karena sakit, ia wajib mengganti puasa yang ditinggalkannya di bulan lain ketika ia sudah sehat.

3. Wanita hamil dan ibu yang menyusui. Wanita hamil atau ibu menyusui boleh tidak berpuasa, tapi harus menggantinya di hari lain. Jika dia tidak berpuasa karena takut dengan kondisi dirinya sendiri, maka hanya wajib bayar qadha’ saja. Tapi jika dia takut akan keselamatan janin atau bayinya, maka wajib bayar qadha’ dan fidyah berupa memberi makan sekali untuk satu orang miskin. Hal ini diqiyaskan dengan orang sakit dan dengan orang tua yang uzur.

4. Orang yang lanjut usia. Orang yang sudah lanjut usia dan tidak sanggup puasa lagi tidak wajib puasa, tapi wajib bayar fidyah dengan memberi makan seorang miskin sebanyak hari yang ditinggalkan.

5. Orang yang mengalami keletihan dan kehausan yang berlebihan. Jika kondisi itu dikhawatirkan mengganggu keselamatan jiwa dan akal, maka boleh berbuka dan wajib qadha’.

6. Orang yang dipaksa (ikrah) tidak berpuasa. Orang seperti ini boleh berbuka, tapi wajib mengqadha’.

Permasalahan Sekitar Puasa

1. Untuk puasa Ramadhan, wajib memasang niat berpuasa sebelum habis waktu sahur.

2. Saat berpuasa seorang suami boleh mencium isterinya, dengan syarat dapat menahan nafsu dan tidak merangsang syahwat.

3. Orang yang menunda mandi besar (janabah) setelah sahur atau setelah masuk waktu subuh, puasanya tetap sah. Begitu juga dengan orang yang berpuasa dan mendapat mimpi basah di siang hari, puasanya tetap sah.

4. Dilarang suami-istri berhubungan badan di siang hari ketika berpuasa. Hukuman bagi orang yang bersenggama di siang hari pada bulan Ramadhan adalah memerdekakan budak. Jika tidak mampu memerdekakan budak, suami-istri itu dihukum berpuasa dua bulan penuh secaara berturut-turut. Jika tidak mampu juga, mereka dihukum memberi makan 60 orang miskin sekali makan. Kalau perbuatannya berulang pada hari lain, maka hukumannya berlipat. Kecuali, pengulangannya dilakukan di hari yang sama.

5. Orang yang terlupa bahwa ia berpuasa kemudian makan dan minum, maka puasanya tetap sah. Setelah ingat, ia harus melanjutkan puasanya hingga waktu berbuka di hari itu juga.

6. Hanya muntah yang disengaja yang membatalkan puasa. Ada tiga perkara yang tidak membatalkan puasa: bekam, muntah (yang tidak disengaja), dan bermimpi (ihtilam). Sikat gigi atau membersihkan gigi dengan syiwak diperbolehkan. Hal ini biasa dilakukan oleh Rasulullah saw. Tapi, ada ulama yang memakruhkan menyikat gigi dengan pasta gigi setelah matahari condong ke Barat.

7. Orang yang mempunyai hutang puasa tahun sebelumnya, harus dibayar sebelum masuk Ramadhan yang akan berjalan. Jika belum juga ditunaikan, harus dibayar setelah Ramadhan yang tahun ini. Tapi, ada ulama berpendapat, selain harus diqadha’ juga diwajibkan memberi makan orang miskin.

8. Para ulama sepakat bahwa orang yang wafat dan punya utang puasa yang belum ditunaikan bukan karenakan kelalaian tapi disebabkan ada uzur syar’i seperti sakit atau musafir, tidak ada qadha yang harus ditanggung ahli warisnya. Tapi jika ada kelalaian, ada sebagian ulama mewajibkan qadha terhadap ahli warisnya dan sebagian lain mengatakan tidak.

9. Bagi mereka yang bekerja dengan fisik dan terkategori berat –seperti pekerja peleburan besi, buruh tambang, tukang sidang, atau yang lainnya– jika berpuasa menimbulkan kemudharatan terhadap jiwa mereka, boleh tidak berpuasa. Tapi, wajib mengqadha’. Jumhur ulama mensyaratkan orang-orang yang seperti ini wajib baginya untuk sahur dan berniat puasa, lalu berpuasa di hari itu. Kalau tidak sanggup, baru boleh berbuka. Berbuka menjadi wajib, kalau yakin kondisi ketidak sanggupan itu akan menimbulkan kemudharatan.


Read More......

Mencari suasana membangun kebiasaan

Orang biasa menyebutnya mood. Mood kadang kala dipengaruhi oleh lingkungan, teman dan suasana. Saya, dalam kondisi yang kadang menjadi tidak menentu mencoba untuk mencari sesuatu yang ntah didapat atau tidak.

Dalam perjalanan yang kerap dilalui, hal yang sering dilakukan akan menjadi kebiasaan. Disadari atau tidak kebiasaan itu akan membekas dan sulit untuk dilupakan. Kebiasaan tersebut akan menghantui pikiran dan jiwa seseorang yang terbiasa melakukannya.

Untuk kebiasaan positif, hal ini sangat bagus bahkan direkomendasikan untuk melakukan sesuatu yang ringan/kecil namun berkesinambungan. Ada yang menyebut angka 40 hari untuk membangun sebuah perilaku menjadi sebuah kebiasaan.
Berapapun angka yang tersebut hanya sekedar hitungan matematis dan bisa jadi berbeda untuk setiap orang.

Namun ada hal yang hampir pasti buat saya,
"Memberhentikan kebiasaan lebih sulit untuk memulai untuk menjadi kebiasaan"
dan (sinergi)
"Mudah memulai karena ingin tau, sulit berhenti karena sudah menjadi candu"

Read More......

Undangan

...
Aku tidak tertarik siapa dirimu, atau bagaimana kau tiba disini
Aku ingin tahu apakah kau mau berdiri di tengah api bersamaku, dan tidak mundur teratur

Aku tidak tertarik dimana atau dengan siapa kau belajar.
Aku ingin tahu apa yang menjagamu dari dalam, saat segala hal berjatuhan.
Aku ingin tahu apakah kau sendirian bersama dirimu;
dan
apakah kau benar-benar menyukai temanmu disaat-saat hampa.

(Undangan, Danah Jonar)

//sms from my brother @ jogja
//barakallahu fik



Read More......

Motode Pendekatan

Salah satu tujuan dari organisasi adalah memanage waktu yang dimiliki sehingga semua pekerjaan yang banyak dapat terselesaikan dengan rapih dan tepat waktu. Saat memasuki gerbang awal organisasi si pelaku kadang kebingungan dengan rutinitas yang seakan memasuk celah kosong dari kebiasaan yang sebelumnya. Ada semacam shock terapy yang muncul secara tiba-tiba dan kadang massif. Hal seperti ini kerap saja terjadi, namun hanya sesaat, hanya saat awal sama ketika kita merubah kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam diri kita. Solusi yang bisa ditawarkan beragam banyaknya. Cuma, hanya ada 1 hal yang amat mendasar, yaitu kesinambungan. Bukankah kita pernah mendengar pribahasa “orang bisa karena biasa”. Kebiasaan inilah yang harus dimunculkan. Dalam kaitannya dengan memicu kemunculan kebiasaan, ada hal yang menarik yang coba saya tawarkan sebagai brainstorming wawasan. Saya terinspirasi dari ayat al-qur’an yang melarang umatnya untuk berzina. Dikatakan “..Janganlah engkau mendekati zina…”. Kalimat ini bagi saya adalah solusi untuk memunculkan suatu kebiasaan yang harapannya suatu saat nanti menjadi kebiasaan yang terutinitaskan.

Kalimat itu melarang untuk mendekati zina, karena khawatir nantinya akan kalau satu pintu mendekat kepada zina terbuka, maka arus yang menyedot kepada perbuatannya akan kuat dan dikhawatirkan zina terjadi. Disinilah coba kita bersama memahami secara psikologi dasar manusia, dengan metode pendekatan yang membuka pintu atau peluang untuk mengerjakan sesuatu maka diharapkan sedotan arus untuk sesuatu itu besar sehingga dengan hanya mendekat, kita berharap tujuan akhirnya menjadi sesuatu yang terkerjakan.

So.. kalo lagi malas-malas melakukan sesuatu, pakelah metode pendekatan. Moga menginspirasikan.

“..Sesungguhnya Allah menurunkan Al-Quran dengan bahasa yang mudah..”





Read More......

Perwakilan Rakyat Memalukan!!!

Perwakilan Rakyat Memalukan!!

Oleh Ferdian*

Jakarta, 12 Februari 2007, Ribuan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang tergabung dalam ADEKSI, Asosiasi DPRD Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia men"demo" gedung MPR/DPR. Kehadiran para anggota dewan dari seluruh Indonesia tidak diduga-duga, pasalnya mereka megkonfirmasi kedatangan dengan jumlah hanya 100 orang. Kedatangan mereka ke gedung yang mempunyai julukan Gedung Kura-Kura, ingin menemui ketua DPR Agung Laksono untuk membatalkan revisi terhadap PP 37/2006 yang sampai sekarang masih bermasalah.

Kejadian dengan jumlah yang membludak, seperti halnya mahasiswa ketika berdemonstrasi, membuat keamanan dalam Gedung MPR/DPR bertindak tegas. Sikap yang penuh emosi bak memperjuangkan turunnya harga bahan pokok atawa BBM diperlihatkan oleh mereka. Bahkan setelah masuk ke ruang rapat paripurna, mereka sempat marah-marah dan berteriak-teriak tidak terima diperlakukan semena-mena.

"Kami tidak ingin diperlakukan seperti anjing. Kami datang ke sini baik-baik dengan kepala dingin," teriak anggota DPRD yang datang dari Toli-Toli, Kendari, Semarang, Riau dan sebagainya itu. [1]

Mungkin mereka tidak pernah menyadari, tuli ataupun bisu. Diperlakukannya mereka seperti itu adalah sama dengan ketika mahasiswa maupun rakyat berdemonstrasi menuntut hak-haknya dipenuhi. Mereka baru tahu bahwa perlakuan seperti Anjing pernah juga dirasakan oleh rakyat yang memohon kepada mereka untuk hanya sesuap nasi. Mereka baru saja merasakan tamparan yang masih lebih sopan dibanding perlakuaan sombong mereka (anggota dewan) yang mengatakan kepada para demonstran "demonstrasi, kaya ga ada kerjaan aja".

Benar-benar memalukan, diri yang tiada lagi berharga. Ketika rakyat berada ditengah kegamangan antara makan dan tidak hari esok, jerit tangis rakyat kecil yang memohon susu untuk anak balitanya, dilingkungan terik panas menembus gelandangan kota yang berada dipersimpangan jalan, dan diantara nurani para penguasa negeri yang telah mati terpatri, tindakan memuakkan diperlihatkan oleh mereka yang dahulu dipilih rakyat untuk memperjuangkan hak-hak tertindas.

Kini mereka meniru cara rakyat untuk menuntut. Tapi apa boleh dibanggakan kalo tuntutan itu untuk kepentingan pribadi mereka. Mereka menuntut untuk membatalkan revisi PP 37/2006 yang menurut mereka legal secara juridis. Bicara legalitas, adalah wewenang sistem yang telah dibuat untuk ditaati. PP 37/2006 adalah produk pemerintah. Produk undang-undang yang dapat legal dengan kerjasama rapih antara pemerintah sebagai eksekutif dan DPR/DPRD sebagai legislatif. Sandiwara konyol yang mudah sekali terbaca. Mereka bukan artis tapi seringkali ber-acting. Mereka bukan wayang namun seringkali digerakkan oleh para dalang.

Kekonyolan sikap yang membuat rakyat senantiasa bertanya, "Apakah ini orang yang kemarin saya pilih untuk memperjuangkan hak-hak saya?"

Kejadian memalukan itu, sekali lagi, menempatkan mereka semua menjadi kasta baru dalam sosiologi kemasyarakatan. Kasta Neo-Kolonial. Penjajah baru dari negeri sendiri. Indonesia pun akan kebanjiran aktor-aktor pengganti Jim Carrey di Hollywood. Aktor konyol. Sungguh sangat memalukan. Bahkan, kalau rakyat mau, rame-rame saja ber-demonstrasi bareng mereka dengan tuntutan yang hampir sama TOLAK REVISI PP 37/2006.


*) Presiden Mahasiswa BEM STT Telkom 2006/2007





Read More......

Jenis Mahasiswa

Ada beberapa istilah lagi nih untuk mahasiswa kampus STT Telkom, simak aja:

Istilah ini mengingatkan saya dengan fenomena tempo doeloe...and sepertinya fenomena ini msh berlanjut sampai sekarang. Adanya mahasiswa yang aktivitasnya kura-kura(kuliah rapat-kuliah rapat), atawa ngga mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang)

Mahasiswa kura-kura tidak lain adalah mereka para organisatoris kampus. saking jadi "kura-kura"nya ada yg sampe-sampe ruang sekretariat organisasi dijadiin kos-kosan, atau ada organisasi yg dijulukin organisasi rapat, habis program kerjaanya 4L( Lapat lagi lapat lagi) he...he...mulai dari rapat ditjen, rapat departemen, rapat koordinasi, sampe rapat kayaknya sehari bisa 3x rapat (kayak minum obat aja).

Mahasiswa laba-laba..siapa lg tuh?
mereka dijuluki laba-laba karena kerjaannya LABA-LABA (Lab aja -Lab aja) alias jd asisten lab. tp gak semua kok asisten masuk kategori mahasiswa laba-laba. yang masuk kategori ya mereka yg terlalu lab mania, "kos'nya di lab & sering bolos kuliah dengan alasan lg ngasistenin praktikan.


Haha..
ini hanyalah sekedar potret kehidupan mahasiswa dikampus dengan segala dinamikanya.. mumpung baru masuk kuliah.

Semoga semester ini lebih baik dari semester lalu. Hayo jangan malas kuliah!!! :D

Read More......

Mengubah Paradigma Cara Berfikir

Jembatan apa yang dibutuhkan, diantara cita-cita yang menjulang
dan kemampuan yang pas-pasan?

oleh M Anis Matta

Ada perasaan sia-sia yang menjalar perlahan di hati seorang dosen. Malam itu semua usahanya meyakinkan para mahasiswanya tentang keunggulan ekonomi Islam gugur berkeping-keping, hanya karena sebuah pertanyaan sederhana seorang mahasiswa.
Rasanya semua energi intelektualnya sudah dikerahkan. Rasanya semua energi intelektualnya sudah dikerahkan. Enam belas kali pertemuan dalam satu semester. Menurut dosen yang juga aktivis itu, jumlah tersebut cukup guna membangun keyakinan kokoh di benak para mahasiswa tentang keunggulan sistem ekonomi Islam di atas semua sistem lainnya.

Ia meyakinkan mereka dengan membuat perbandingan ideologi dan sistem yang sangat rasional-objektif antara Islam dengan kapitalis dan komunis; perbandingan bisnis antara konsep bank tanpa riba dan bank konvensional; analisa komprehensif tentang kegagalan pembangunan di dunia Islam; syarat-syarat yang diperlukan demi meningkatkan kesejahteraan ummat dan memajukan perekonomian mereka. Begitu seterusnya. Mahasiswa-mahasiswanya antusias. Sampai pertanyaan sederhana itu muncul. “Apakah ada
sebuah negara yang telah menerapkan sistem ekonomi Islam, dan mencapai tingkat kemakmuran yang dijanjikan sistem itu seperti yang bapak ceritakan, sehingga kita dapat menjadikannya model pengembangan ekonomi bangsa kita ke depan?” tanya mahasiswa itu enteng, dan sedikit lugu.

Sederhana memang. Tapi itulah “lubang besar” yang menganga dalam cara kita mengkomunikasikan Islam kepada masyarakat. Sementara kita menjelaskan keunggulan ideologi dan sistem yang abstrak, mereka mengharapkan contoh aplikasi yang sukses dalam kehidupan nyata. Sementara kita membanggakan keunggulan di dunia maya spiritual, tapi mereka hanya terpesona kepada yang unggul di dunia empiris. Sementara kita menjelaskan kehebatan Islam di masa lalu, mereka menyaksikan keterpurukan kita saat ini.
Sementara kita menjelaskan kebenaran-kebenaran Islam, mereka justeru menantikan kekuatan-kekuatan kaum Muslimin. Sementara kita menjelaskan teori, mereka memahami teori lebih baik melalui contoh kasus.

Cermin realitas
Kebanyakan orang belajar secara visual, tapi kita berkomunikasi secara abstrak. Ini hanya contoh kecil, sangat sederhana, tapi memadai untuk menjelaskan mengapa gerakan da’wah belum mampu menembus pusaran logika massa, apalagi melakukan penetrasi pada jaringan-jaringan pemikiran, sosial dan politik untuk kemudian mengubah, memobilisasi dan mengendalikan mereka.

Di tingkat opini publik, Islam dan gerakan da’wah dengan mudah “diisolasi” tanpa pembelaan spontanitas dari masyarakat. Masyarakat juga belum begitu percaya dengan kemampuan gerakan da’wah beserta para pemimpinnya untuk mengelola negara. Secara keseluruhannya, Islam dan gerakan da’wah belum memegang peran-peran kunci dalam pembentukan kesadaran publik. Padahal itu semua merupakan kondisi-kondisi pendahuluan yang mutlak ada dalam perjalanan kita menuju kekuasaan.

Rendahnya tingkat penerimaan publik dan kapasitas serta citra kita sebenarnya merupakan realitas-realitas yang berakar pada cara kita berpikir. Tidak ada realitas kita yang tidak berakar pada pikiran kita. Pikiran adalah cermin besar yang memantulkan seluruh potret realitas kita secara apa adanya. Pikiran adalah ruang kemungkinan (space of possibility), dan realitas adalah ruang tindakan yang telah jadi nyata (space of action). Seluruh realitas kita hanya bergerak pada ruang kemungkinan itu. Makin besar ruang kemungkinannya, makin besar ruang realitasnya. Bagaimana kita berpikir, begitulah kita akan bertindak. Jadi jauh sebelum sebuah realitas tercipta di alam kenyataan, ia terlebih dulu tercipta di alam pikiran kita. Sebaliknya, apa yang tidak pernah kita pikirkan tidak akan pernah jadi realitas di masa mendatang. Maka realitas-realitas kita hari ini sesungguhnya merupakan buah dari benih-benih pikiran yang telah kita tanam bertahun-tahun yang lalu. Dan seterusnya.

Realitas-realitas kita di masa mendatang adalah buah dari benih-benih pikiran yang kita taman hari ini. Konflik dengan penguasa, misalnya. Ini realitas yang mewarnai pola hubungan antara gerakan da’wah dengan penguasa selama ini. Realitas ini berakar pada persepsi gerakan da’wah tentang penguasa sebagai kumpulan para thaghut. Begitu persepsi ini menguasai pikiran kita, sense of war langsung menyalakan alarm perang ketika kita berhadapan dengan penguasa.

Misalnya lagi, fenomena esklusivitas para aktivis di tengah masyarakat. Fenomena ini berakar pada persepsi, bahwa masyarakat kita saat ini hidup dalam kubangan jahiliyah modern. Begitu seseorang berubah menjadi aktivis da’wah, segera saja ia merasakan superioritas spiritual dan moral, dan menemukan tembok pemisah antara dirinya dengan masyarakat. Ambil contoh lain lagi. Dana. Keterbatasan dana adalah ironi besar yang membatasi ruang gerak da’wah kita. Uang adalah sarana pendukung yang tidak pernah mengisi atau bahkan tak punya tempat dalam ruang pikiran kita selama ini. Kalau toh kita memikirkannya, itu hanya sambil lalu. Pikiran kita selalu terfokus pada bagaimana mensiasati keterbatasan. Bukan pada bagaimana menciptakan kemelimpahan. Karena yang kita pikirkan adalah bagaimana mensiasati keterbatasan, maka selamanya keterbatasan menjadi realitas kita. Kemelimpahan tidak pernah jadi nyata, karena kita memang tidak memikirkannya.


Menggeser pusat perhatian
Sekarang sepakatlah kita, bahwa tindakan-tindakan kita muncul sebagai buah dari benih pikiran-pikiran kita. Realitas da’wah juga begitu. Pikiran-pikiran yang berkembang di lingkungan para du’aat lah yang menciptakannya. Jadi pikiran adalah pusat kekuatan yang mengendalikan tindakan-tindakan dan menciptakan realitas-realitas kita. Jika sistem kendali tindakan dan realitas kita ada pada pikiran-pikiran kita, hanya ada satu jalan memperbaiki realitas-realitas kita, yaitu mengubah pikiran-pikiran kita. Sudah saatnya gerakan da’wah memikirkan kembali caranya berpikir, memikirkan kembali apa yang selama kita pikirkan dan mengapa kita memikirkannya serta mengapa kita memikirkannya dengan cara begitu.
Generasi pertama pertama para pemikir da’wah, seperti Al-Banna, Al-Maududi, Sayyid Quthub dan lainnya, memfokuskan perhatian pada pembangunan ideologi. Generasi kedua, seperti Muhammad Al-Gazali, Yusuf Al-Qardhawi, Fathi Yakan, dan lainnya memfokuskan perhatiannya pada pembangunan kerangka pemikiran pergerakan. Ketika gerakan da’wah memasuki era keterbukaan, bermetamorfosis menjadi institusi terbuka, bermain di domain publik, memasuki pusat-pusat kekuasaan, persoalan terbesar kita adalah sumberdaya.

Inilah persoalan yang dihadapi gerakan-gerakan da’wah di berbagai negara Islam seperti Sudan, Yaman, Aljazair, Turki, Mesir, Indonesia dan lainnya. Di semua kawasan ini gerakan da’wah mengalami persoalan tersebut secara fundamental: beban kerja yang muncul akibat perluasan wilayah aksi da’wah tidak seimbang dengan sumberdaya yang dimiliki gerakan-gerakan da’wah tersebut. Animo besar masyarakat terhadap Islam akibat kegagalan pembangunan di akhir dekade 80-an memang pada mulanya menghasilkan kemenangan-kemenangan politik di awal 90-an, seperti FIS di Aljazair atau Refah di Turki. Tapi itu tidak lama. Situasi segera berubah.

Tantangan-tantangan yang menghadang kita melampaui sumberdaya yang kita miliki. Dengan menggunakan cermin realitas seperti diatas, persoalan sumberdaya ini muncul karena pusat perhatian pikiran kita belum bergeser dari tema besar generasi pertama dan generasi kedua para pemikir da’wah. Kita masih bicara ideologi dan belum bicara sumberdaya. Kita masih bicara sistem pemerintahan Islam dan belum bicara kompetensi kepemimpinan umat. Kita masih bicara slogan “Islam adalah solusi” dan belum bicara agenda aksi penyelesaian persoalan bangsa. Kita masih bicara kegagalan musuh, dan belum bicara kesuksesan-kesuksesan kita. Kita masih bicara ghazwul fikri, dan belum bicara strategi kebudayaan.
Kita masih bicara konspirasi asing, dan belum bicara sistem pertahanan da’wah. Kita masih bicara fiqhul ikhtilaf, dan belum bicara manajemen organisasi. Kita masih bicara sabar dalam mensiasati keterbatasan dana, dan belum bicara cara menciptakan kemelimpahan dana. Kita masih bicara apa yang kita inginkan, dan belum bicara sumberdaya yang diperlukan untuk mencapainya.

Selama pusat perhatian pikiran kita belum bergeser ke masalah penciptaan sumberdaya-sumberdaya, selama itu kita akan mengalami kemunduran dan keterpurukan. Ini hanya konsekuensi ketidakseimbangan antara beban dan daya pikul. Kita akan tampak tua dan lelah, berjalan tertatih-tatih memikul beban obsesi khilafah yang terasa semakin jauh. Para pendiri dan ideolog gerakan da’wah telah meletakkan dasar-dasar ideologi yang kokoh bagi kebangkitan ummat. Mereka merampungkan tugas mereka dengan sempurna. Para pemikir pergerakan–-berikutnya-- juga telah membangun kerangka pemikiran pergerakan bagi pertumbuhan gerakan da’wah menuju kematangan. Mereka juga telah menunaikan tugas mereka dengan sempurna. Kini tiba saatnya bagi generasi ketiga –generasi kita-- untuk membawa bendera, menunaikan tugas sejarah mereka: generasi pencipta sumberdaya. Biarlah di tangan mereka kebenaran menjadi nyata di muka bumi karena menyatu dengan kekuatan.*

Read More......

Sehat setiap Saat @ STT Telkom


Tahun 2007, menjadi tahun untuk kita berbuat lebih baik. Lebih baik untuk diri sendiri, untuk keluarga dan untuk lingkungan masyarakat sekitar. Adalah menjadi tanggung jawab bersama saat kita berada dilingkungan yang bisa memberikan bantu lebih dibandingkan dengan saat sendirian.

Wilayah Kampus STT Telkom merupakan pertemuan wilayah pedalaman perkampungan dan sisi pinggiran perkotaan . Daerah kampus yang berada di kecamatan dayeuh kolot dengan sejarah pahlawan patriotik terkenal, Muhammad Toha. Suasana lingkungan kampus yang asri dengan tumbuhan hijau yang merindang, memeluk kampus telekomunikasi dengan eratnya. Hawa pagi kampus ini benar-benar merusuk ke dalam tubuh jika dihirup dalam-dalam. Kesegaran terasa pagi hari, sesaat setelah berolahraga, kucuran keringat yang menetes membasahai tubuh dan baju cepat sekali menguap diterpa angin pagi yang menyejukkan. Kadang, disuatu waktu, kabut putih pun menyelimuti kampus. Biasanya waktu musim penghujan.

Mahasiswa kampus STT Telkom terlalu biasa menyaksikan gunung-gunung terhampar. Seakan-akan melingkari kampus. Bak lembah yang merendah diantara bukit-bukit yang tinggi menjulang dan luas melebar. Dengan kenyamanan lingkungan yang lebih dari cukup, sudah seharusnya menjadi pemicu bagi para civitasnya untuk memanfaatkan sumber daya alam ini. Implikasi dari kemaksimalan pemanfaatan akan terlihat jelas. Tidak berpikir terlalu melebar, namun berfokus pada satu kalimat tunggal, sehat. Ya, kondisi lingkungan yang sedemikian baiknya seharusnya menjadikan index rata-rata orang sakit diwilayah ini turun.

Realita saat ini yang memasuki pangsa pasar global, dengan kebutuhan kualitatif lebih layak diperhitungkan dibandingkan kuantitatif pada kasus-kasus tertentu, maka perlu sebuah bingkai yang menjadikan kampus ini lebih dapat memanfaatkan kondisi yang ada.

Bulan maret, seiring dengan maraknya kegiatan kampus, Badan Eksekutif Mahasiswa melihat peluang untuk dapat mencetuskan ide ini ke khalayak kampus. Menjadikan kampus ini mempunyai arahan strategis adalah tanggung jawab bersama sesuai dengan peran posisinya masing-masing. Menjadikan kampus ini memiliki idealisme sehat juga kesempurnaan yang tak ternilai harganya. Kesehatan adalah investasi terbesar. Investasi masa depan dan jangka panjang. Tanpa kesehatan, semua tujuan hidup tidak akan tercapai dengan baik. Sehat memang bukan segala-segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya bukan apa-apa.

Sedikit mengintip pada program SBY yang mencanangkan Indonesia sehat 2010, agaknya kampus ini dapat mengarah pada tujuan tersebut. STT Telkom sehat 20xx. Hal ini bukanlah isapan jempol tanpa ada latar belakang yang jelas. Keprihatinan pihak institusi terhadap keluhan perusahaan yang ''curhat'' atas alumnus STT Telkom menjadi bahan pemikiran mendalam. Untuk skill dan kompetensi, alumnus STT Telkom sudah tidak diragukan lagi kehebatannya. Namun sangat disayangkan, kondisi kesehatan yang bisa jadi sehat tetapi tidak bugar adalah sorotan utamanya. Memang saat ini tidak bisa saling menyalahkan, mahasiswa kah, atau institusi kah yang salah?

Meluangkan waktu sejenak untuk berpikir tentang kesehatan tampaknya saat ini sulit dilakukan, terutama bagi yang memiliki ritme kesibukan tinggi. Padahal berpikir tentang kesehatan seperti berpikir positif adalah sangat bermanfaat.

Oleh karenanya, diperlukan sebuah paradigma berpikir baru tentang kesehatan. Diperlukan sebuah sistem rapi dan apik yang menjaga kekonsistenan dan komitmen untuk sehat. Dan, akhirnya kesehatan bukanlah impian yang timbul saat sakit, tetapi cita-cita yang selalu dipupuk agar selalu subur saat sehat.

Dan nikmat Tuhan mu manakah yang kamu dustakan?




Read More......

Pudarnya Pesona Cleopatra (bag.3) -tHe eNd-


Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dan karena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini. Ceritanya begini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Disana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predkat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia. Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya
belum pernah melihat gadis secantuk itu. Saya bersumpah tidak akan menikaha dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua. Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yang hafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan YAsmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetapi saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi YAsmin. Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali ke MEdan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. KAmi langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan. Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan YAsmin. Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga
lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta YAsmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali YAsmin tidak bisa. Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengin rending, saya harus ke warung. YAsmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia. Kau
tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta YAsmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir. Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir. Waktu di Mesir itulah puncak tragedy yang menyakitkan. " Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir". Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal. Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong. Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengann temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang".

Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku, tak terasa sudah dua bualn aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala didindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya. Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke took baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal. Dibawah kasur itu kutemukan kertas merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila!

Jangan-jangan istriku serong....Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan Rabbi...ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. Dan ya .. Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.

"Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah muliakan hamba dengan Al Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan. Ya Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba......" tulis Raihana. Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa" Ya Allah inilahhamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku.


Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau".


Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta. Dalam keharuan terasa ada angina sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku dengan Raihana. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. " Mana Raihana Bu?". Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telah terjadi. " Raihana...istrimu..istrimu dan anakmu yang dikandungnya". " Ada apa dengan dia". " Dia telah tiada". " Ibu berkata apa!". " Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya". Hatiku bergetar hebat. " Ke...kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?". "Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, Jadi maafkanlah kami".


Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira.


Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali.


Dunia tiba-tiba gelap semua.......


Sumber :
Buku : Pudarnya Pesona Cleopatra (Novel Psikologi Islam Pembangun Jiwa)
Karangan : Habiburrahman El Shirazy ( Penulis Novel best seller Ayat-ayat cinta)



Read More......

Pudarnya Pesona Cleopatra (bag.2.)

Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra. " Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang" Suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang jahe. Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. " Ma....maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana," lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja. " Mbak! Eh maaf, maksudku D..Din...Dinda Hana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan. " Ya Mas!" sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil "dinda". " Matanya sedikit berbinar. "Te...terima kasih...Di...dinda, kita berangkat bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah," ucapku sambil menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan. Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. " Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?". Hana begitu bahagia.

Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku
merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia ini. Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga. " Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan ubundaku serta kerabat yang lain.
Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal. Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik dikampusnya dan hafal AlQuran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan.
Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia. Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana. Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. " Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu" kata ibuku. " Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?" sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.


Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah
Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin manis. Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya" Mana tanggung jawabmu!" Aku hanya diam dan mendesah sedih. " Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta" gumamku. Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, " Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, no pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita".

Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya. Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir. Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.

Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mEsir. Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani. "Apakah kamu sudah menikah?" kata Pak Qalyubi. "Alhamdulillah, sudah" jawabku. " Dengan orang mana?.
" Orang Jawa". " Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?". "Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran". " Kau sangat beruntung, tidak sepertiku". " Kenapa dengan Bapak?" " Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang". " Bagaimana itu bisa terjadi?". " bersambung lagi....

Read More......

Pudarnya Pesona Cleopatra (bag.1)

Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalan kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal. "Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu" kata ibu.

"Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu", ucap beliau dengan nada mengiba.

Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku. Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun. Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali. Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, "cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah. Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia. Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahan datang. Duduk dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan emapt group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfirli wa liwalidayya!


Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya. Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang. Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing. Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja. Aku merasa hidupku adalah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia.

Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab "tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga" Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil 'mbak', " kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa mas sudah tidak mencintaiku" tanyanya dengan guratan wajah yang sedih. "wallahu a'lam" jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, "Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah? Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini". Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka karena Raihana tetapi karena kepatunganku. Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanya untukku. Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi, Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana memandangiku dengan khawatir. "Mas tidak apa-apa" tanyanya dengan perasaan kuatir. "Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih" lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. "Mas airnya sudah siap" kata Raihana. Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu membawa handuk. "Mas aku buatkan wedang jahe" Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan. Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. " Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?" tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar.
"Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas". " Biasanya dikerokin" jawabku lirih. " Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin" sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja
ibunya. Raihana dengan sabar mengerokin punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir titisan Cleopatra. Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya." Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu" kata Ratu Cleopatra. " Dia
memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu". Aku mempersiapkan segalanya. Tepat pukul 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian. Aku melangkah maju, belum sempat
duduk, tiba-tiba " Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya" kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. " Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya" lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam. Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus
harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya. (to be continued...)

Read More......

Impossible


Impossible is just a big word thrown around by small men who find it easier to live in the world they've been given than to explore the power they have to change it.

Impossible is not a fact. It's an opinion.
Impossible is not a declaration. It's a dare.
Impossible is impotential.
Impossible is temporary.

Impossible is nothing
If You Believe In Allah

Read More......

Tips Melamar Pekerjaan via Surat


Kebanyakan orang selalu gagal dalam mengajukan lamaran kerja, mungkin sudah tidak bisa dihitung jari. Ribuan lamaran dikirimkan, namun tak satupun ada balasan. Mungkin ada tips yang bisa dicoba....


1. JANGAN TERLALU BANYAK MENGGUNAKAN SINGKATAN
Dgn Hrmt.
ttrk dgn ikl lwg krj yg dmt pd srt kbr edisi sls , sy brmskd mengisi lwg yg bpk bthkn, rdri thn 1999 - 2004 , sy tlh bkj di aptk km farma , di bag cln srv. dri thn 2004-2005 , sy bkj di LC bank sbg kabag keu. dri thn 2005- smp skrg jd tkg pkr di BIp

2. JANGAN TERLALU BANYAK LAMPIRAN
sebagai bahan pertimbangan bapak , bersama ini saya sertakan :
a. foto copy KTP bapak saya
b. pas foto saya waktu disunat
c. surat kelakuan baik seluruh keluarga saya
d. bon hutang selama 1 tahun
e. proposal permintaan sumbangan pembangunan mesjid di Rt saya

3. BAHASANYA SOK GAUL
Dgn hromat banget , boss!!!!
halo boss , capee deeehhh!!!! apa kabar nich.....? baik baik aja dong , iya kan iya dong , bener kan bener dong....? saya mo ngelamar kerja nich..boleh dong...please...boleh ya...?

4. BAHASANYA SOK PREMAN.
gue pernah kerja di kantor bokap , tapi lantaran gue sering bolos sama sering ngegodain skertaris kantor, gue dikeluarin, setan banget deehhh!!!! makanya sekarang gue ngelamar kerja di kantor elo , ga usah khawatir soal jabatan deh.....gue sih yg penting dibayar gede sama elo. ok deh!! gue tunggu panggilan kerja dari elo di rumah gue , kalo sampe tiga hari belom juga ada panggilan , elo bakal tau sendiri akibatnya....!!!!!!!

5. BAHASANYA SOK AKRAB.
Dengan hormat ,
hai apa kabar nih...? baik baik aja kan...?
saya juga ketika menulis surat ini dalam keadaan sehat wal afiat, semoga kamu juga baik baik aja seperti saya disini. ngomong ngomong gimana kabar anak anak , sehat kan..? istri pasti makin cantik aja.....salam aja ya buat mereka. oya ..hampir lupa, saya bermaksud melamar pekerjaan pada perusahaan kamu bisa kan,.,,..?


6. TERLALU RESMI DAN BERTELE TELE.
Dengan hormat,
setelah saya membaca iklan lowongan pekerjaan di surat kabar ternama di ibukota , saya sangat tertarik dengan iklan yang anda muat disitu. oleh karena itu saya bermaksud untuk melamar pekerjaan tersebut dan juga sekalian harapan saya , dengan surat lamaran ini kita bisa mempererat tali silaturahmi antara kita berdua , bukankah dalam agama pun telah diterangkan betapa pentingnya arti sebuah silaturahmi...

Read More......

For Better Living

KapanLagi.com - Fakta-fakta dari seorang Bill Gates:

1. Bill Gates menghasilkan US$250 setiap detiknya, itu sekitar US$20 juta sehari dan US$7,8 milyar setahun!

2. Jika dia menjatuhkan US$1.000, dia bahkan tidak perlu repot-repot lagi untuk mengambilnya kembali karena sama dengan waktu 4 detik untuk mengambil, dia sudah memperoleh penghasilan dalam jumlah yang sama.

3. Utang nasional Amerika sekitar US$5,62 trilyun, jika Bill Gates akan membayar sendiri utang itu, dia akan melunasinya dalam waktu kurang dari 10 tahun.

4. Dia dapat menyumbangkan US$15 kepada semua orang di dunia tapi tetap dapat menyisakan US$5 juta sebagai uang sakunya.

5. Michael Jordan adalah atlit yang dibayar paling mahal di Amerika. Jika dia tidak makan dan minum dan tetap membiarkan penghasilannya utuh dalam setahun sejumlah US$30 juta, dia tetap harus menunggu sampai 277 tahun agar bisa sekaya Bill Gates sekarang.

6. Jika Bill Gates adalah sebuah negara, dia akan menjadi negara terkaya sedunia nomor ke 37 atau jadi perusahaan Amerika terbesar nomor 13, bahkan melebihi IBM.

7. Jika semua uang Bill Gates ditukarkan ke dalam pecahan US$1, kita dapat menyusunnya menjadi jalan dari bumi ke bulan, 14 kali bolak balik. Tapi jalan itu harus dibuat non stop selama 1.400 tahun dan menggunakan total 713 buah pesawat Boeing 747 untuk mengangkut semua uang itu.

8. Bill Gates sekarang berumur 40 tahun. Jika kita mengasumsikan dia dapat hidup 35 tahun lagi maka dia harus membelanjakan US$6,78 juta per hari untuk menghabiskan semua uangnya sebelum dia pergi ke surga.

9. Tapi! Jika pemakai Microsoft Windows dapat mengklaim US$1 untuk setiap kali komputernya hang karena Microsoft Windows, Bill Gates akan segera bangkrut dalam waktu 3 tahun! (cax)

Read More......

Executive Camp Ver.1.0

Aha..tiba juga hari yang dinanti. Pergi ke gunung, camping, api unggun dan mandi di air terjun. Minggu 21 Januari, aku dan teman-teman naik gunung untuk berefreshing dan memperkuat tali silaturahmi diantara kami yang satu organisasi. Kami ber-7. Rahmat boncengan dengan topan, sony dengan udin, betha dengan ferry dan aku sendirian. Pagi hari sebelum berangkat adalah penentuan akhir apakah jadi bermalam digunung ato ga. Aku sudah memesan tenda ukuran 8 orang selesai shubuh hari ini. Ternyata koordinator lapangan saat acara, topan, memutuskan untuk tidak jadi bermalam dikarenakan satu dan lain hal.
OK, tak jadi masalah buat kami. Keberangkatan kami jadwalkan jam 9an...ternyata sambil *nyanyi* seperti biasa... akhirnya kami berangkat pukul 10an. Itu pun ada tragedi pundung. Begini ceritanya. Bagiku sebuah dokumentasi untuk acara seperti ini adalah sangat penting. Ada sebuah nilai yang hilang bila dokumentasi tidak ada. Nah, saat mau berangkat kami semua belum ada yang megang camera. Nelpon ke riyandi, kuncennya alat poto lab rpl, udah dipinjem. Cek ke tempat Irsyad, jg lagi dipinjem ama didin, ass lab gartek. Waktu udah bergulir. Aku tetep keukeuh untuk membawa camera. Tapi ngeliat muka sang koordinator, nampaknya sudah pundung... abis kelamaan. 2 orang diutus untk ke lab gartek menjemput camera dilab. Aku sempat mampir ke rumah salah seorang teman untuk minjem camdig.. ternyata hasilnya NIHIL. Pantang menyerah, akhirnya kuputuskan untuk mendatangi teman putri yang punya camdig built in at HP alias HP berkamera. Lumayan, ketajaman lensa sampai dengan 2M.
Alhamdulillah, dengan usaha maksimal dan kebaikan hati yang minjemin akhirnya 7 petualang meluncur ke lokasi.

Read More......

Fiuhh...Jakarta Jigo

Sudah sekitar 1 minggu kampus libur dari aktifitas akademik. Mahasiswa baru saja menyelesaikan ujian akhir semester ganjil. Beragam rencana dari yang bener-bener mem-planning sampai yang cuma menebar wacana mulai santer terdengar. Belum lagi yang udah ngambil tindakan duluan, ga ada hujan, ga ada badai tiba2 dapet telpon "wah udah dirumah ni...".
Keinginan ku untuk pulang memang sudah lama. Tetapi aktifitas kampus membuatku terlena dengan dinamika yang sulit untuk ditinggalkan. Ada cita rasa tersendiri yang membuatku menikmati proses-proses itu.
Tiba saatnya untuk kembali menghirup udara ibukota. Biar panas dan penuh dengan partikel-partikel polusi yang bakalan membuat paru-paru dan darah menghitam, tetep rumah orang tua ada disana. Rencana sudah mulai diplanning, tinggal memilih hari yang tepat untuk melaksanakannya.
Sebelum pulang aku mendengar celotehan teman yang mengatakan punya cara murah ke Jakarta. Pikirku kalo murah, naek bis yang ekonomi juga ada, tapi abis itu biaya ke dokternya lebih mahal karena diperjalanan racun asap rokok terhirup olehku. Ternyata tidak. Harga murah tidak berarti payah. Fasilitas yang diberikan sama, tempat duduk nyaman, AC dan safety drive. Dan harganya bung, 23ribu saja. Tanpa terlalu pikir panjang, aku memutuskan untuk mencoba cara ini.
Senin sore, diiringi hujan aku meluncur ke tempat pemberhentiannya, tol cileunyi, sekitar 1km dari kampus. Aku diantar Arki, anak Ciputat yang baru saja balik ke Bandung. Untuk mendapat tempat strategis, aku harus menanjak bukit menuju jembatan dengan model jalanan yang lurus sehingga bis dapat berhenti tidak terlalu mendadak. Saatku menunggu bis, hujan semakin deras. Beruntung aku membawa jas hujan pesanan ayahku di Jakarta. Beliau minta dibelikan di Bandung karena di Jakarta harganya mahal-mahal. Sembari nunggu aku memperhatikan kendaraan-kendaraan yang lewat. Bis-nya terlihat dari kejauhan. Ntah mengapa, aku hanya memperhatikan saja tanpa melambaikan tangan, seperti terhipnotis. Mmh..mungkin karena baru pertama ..hehe :) . Hujan belum reda, malahan bertambah deras. Kendaraan demi kendaraan berlalu lalang dihadapanku. Bis yang ku tunggu juga sudah lewat lagi, kali ini aku telat melambaikan tangan. Mungkin susah buat supir untuk memberhentikan kendaraan. Sudah 30mnt aku menunggu. Pola kedatangan bis ternyata per 15mnt. Bis datang lagi, tapi kali ini juga tidak mau berhenti,apa sebab? Disebelahnya mobil patroli sedang beroperasi. Mungkin klo berhenti, bis akan kena tilang.
Langit semakin gelap,tanda2 bis akan datang mulai nampak. Aku tengah bersiap-siap. Kulambaikan tangan pada bis primajasa jurusan garut-lebak bulus. Dan,Alhamdulillah berhenti. Terburu-buru ku berlari. Akhirnya pengalaman pertamaku berakhir manis. Aku menikmati perjalanan sebelum tiba2 teman yang tadi mengantarku-arki-menelpon. "Fer,charger-nya ketinggalan.." HUaaaaaa..... (Jakarta JiGO)

Semua kebaikan hidup bukan harus selalu mulus dalam pelaksanaan, justru bumbu-bumbu rintangan-lah yang akan menjadikan kebaikan hidup semakin sedap. (don)

Read More......

Awali dengan SENYUM dan TEKAD. Bismillah...

Senyuman tidak merugikan apa-apa tetapi memberikan sesuatu yang luar biasa. Senyuman memperkaya orang yang menerimanya, tanpa menjadikan orang yang memberikannya lebih miskin. Senyuman hanya memerlukan waktu sebentar, namun ingatan akan senyuman akan tinggal selamanya.

Tak seorangpun yang begitu kaya atau kuat sehingga tidak bisa melakukannya dan tak seorang pun yang begitu miskin sehingga tidak bisa diperkaya olehnya.
Senyuman menciptakan kebahagiaan di rumah, memupuk kemauan baik dalam bisnis dan merupakan simbol persahabatan. Senyuman membuat orang yang lelah merasa santai,
menguatkan orang yang putus asa, dan merupakan obat alam untuk orang yang bermasalah.

Tapi senyuman tidak bisa dibeli, diminta, dipinjam, atau dicuri; karena senyuman adalah sesuatu yang tidak berharga bagi siapapun kecuali jika senyuman itu diberikan kepadanya.

Ada orang yang terlalu lelah untuk memberikan senyuman. Berilah mereka senyumanmu, karena tak seorang pun yang sangat memerlukan senyuman seperti halnya orang yang tidak punya apa-apa untuk diberikan.

Tapi hati-hati juga dengan senyuman - terutama tuk para penguasa.
Jangan pernah memberikannya tuk menjilat mendapat kuasa.

//
Dan tekad, mudah-mudahan raga ini tetap berkomitmen untuk belajar melalui guru kehidupan dan berkarya berkontribusi nyata meski hanya lewat surat dari penjara.

Read More......
Template by : Kendhin x-template.blogspot.com