Fiuhh...Jakarta Jigo

Sudah sekitar 1 minggu kampus libur dari aktifitas akademik. Mahasiswa baru saja menyelesaikan ujian akhir semester ganjil. Beragam rencana dari yang bener-bener mem-planning sampai yang cuma menebar wacana mulai santer terdengar. Belum lagi yang udah ngambil tindakan duluan, ga ada hujan, ga ada badai tiba2 dapet telpon "wah udah dirumah ni...".
Keinginan ku untuk pulang memang sudah lama. Tetapi aktifitas kampus membuatku terlena dengan dinamika yang sulit untuk ditinggalkan. Ada cita rasa tersendiri yang membuatku menikmati proses-proses itu.
Tiba saatnya untuk kembali menghirup udara ibukota. Biar panas dan penuh dengan partikel-partikel polusi yang bakalan membuat paru-paru dan darah menghitam, tetep rumah orang tua ada disana. Rencana sudah mulai diplanning, tinggal memilih hari yang tepat untuk melaksanakannya.
Sebelum pulang aku mendengar celotehan teman yang mengatakan punya cara murah ke Jakarta. Pikirku kalo murah, naek bis yang ekonomi juga ada, tapi abis itu biaya ke dokternya lebih mahal karena diperjalanan racun asap rokok terhirup olehku. Ternyata tidak. Harga murah tidak berarti payah. Fasilitas yang diberikan sama, tempat duduk nyaman, AC dan safety drive. Dan harganya bung, 23ribu saja. Tanpa terlalu pikir panjang, aku memutuskan untuk mencoba cara ini.
Senin sore, diiringi hujan aku meluncur ke tempat pemberhentiannya, tol cileunyi, sekitar 1km dari kampus. Aku diantar Arki, anak Ciputat yang baru saja balik ke Bandung. Untuk mendapat tempat strategis, aku harus menanjak bukit menuju jembatan dengan model jalanan yang lurus sehingga bis dapat berhenti tidak terlalu mendadak. Saatku menunggu bis, hujan semakin deras. Beruntung aku membawa jas hujan pesanan ayahku di Jakarta. Beliau minta dibelikan di Bandung karena di Jakarta harganya mahal-mahal. Sembari nunggu aku memperhatikan kendaraan-kendaraan yang lewat. Bis-nya terlihat dari kejauhan. Ntah mengapa, aku hanya memperhatikan saja tanpa melambaikan tangan, seperti terhipnotis. Mmh..mungkin karena baru pertama ..hehe :) . Hujan belum reda, malahan bertambah deras. Kendaraan demi kendaraan berlalu lalang dihadapanku. Bis yang ku tunggu juga sudah lewat lagi, kali ini aku telat melambaikan tangan. Mungkin susah buat supir untuk memberhentikan kendaraan. Sudah 30mnt aku menunggu. Pola kedatangan bis ternyata per 15mnt. Bis datang lagi, tapi kali ini juga tidak mau berhenti,apa sebab? Disebelahnya mobil patroli sedang beroperasi. Mungkin klo berhenti, bis akan kena tilang.
Langit semakin gelap,tanda2 bis akan datang mulai nampak. Aku tengah bersiap-siap. Kulambaikan tangan pada bis primajasa jurusan garut-lebak bulus. Dan,Alhamdulillah berhenti. Terburu-buru ku berlari. Akhirnya pengalaman pertamaku berakhir manis. Aku menikmati perjalanan sebelum tiba2 teman yang tadi mengantarku-arki-menelpon. "Fer,charger-nya ketinggalan.." HUaaaaaa..... (Jakarta JiGO)

Semua kebaikan hidup bukan harus selalu mulus dalam pelaksanaan, justru bumbu-bumbu rintangan-lah yang akan menjadikan kebaikan hidup semakin sedap. (don)

0 comments:

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com